PERHATIKAN: Terkadang sebagian penulis terkecoh dengan beberapa tulisan ketika
dia menulis, karena ada poin-poin yang terlupakan yang perlu di bantu dengan Qaidah-qaidah
Imla’, atau bisa jadi dikarenakan jarangnya menulis dan kurangnya mempraktekan
materi-materi terkait ilmu imla’ sehingga qaidah-qaidah terbawa
angin.
Dari
kesimpulan tersebut disini saya mencoba untuk mengajak mengingat sebagian
pelajar-pelajaran terkait ilmu dalam penulisan bahasa arab yang semoga bisa
membantu dan bermanfaat bagi para teman-teman yang mau menulis apapun dengan
bahasa arab:1-
Penulisan Hamzah Mutawassithoh yang terkadang bukan
pada tempatnya, contoh: استأذان penulisan yang benar adalah, استئذان.2-
Kurang telitinya dalam penggunaan huruf, seperti penulisan Shad yang
keliru dan ditulis dengan Syin, contoh: فرشة
sedangkan yang benar adalah, فرصة (kesempatan).3-
Tidak dibedakannya antara Hamzah wasl dan Hamzah qat’,
seperti dalam penulisan: إسما menggunakan Hamzah Qat’ sedangkan yang benar adalah, اسما
menggunakan Hamzah Wasl.4-
Memisah kalimat yang seharusnya disambung, contoh: اِن ضباط
padahal yang benar adalah, انضباط .5-
Atau sebaliknya, contoh: إنشاءالله seharusnya
di pisah antara إن dan شاء
.6-
Menghilangkan satu huruf atau lebih dari sebuah kalimat7-
Menambah satu huruf atau lebih di sebuah kalimat8-
Yang seharusnya Tanwin terkadang keliru ditulis Nun
Sukun, contoh: حينئذن sedangkan yang benar حينئذ
dengan Tanwin huruf Dzal.9-
Salahnya dalam penulisan Taa’ Maftuhah yang ditulis dengan Taa’
Marbuthoh, contoh: بناة penulisan yang benar
adalah, بنات .10-
Atau sebaliknya, contoh: مدرست
sedangkan yang benar, مدرسة .11-
Kesalahan (yang mengira sama) antara penulisan Haa’ هـ
dan Taa’ Marbuthoh ة, contoh: المدرسه
sedangkan yang benar adalah, المدرسة .12-
Ditulisnya Hamzah pada Lafadz “ابن”
ketika berada ditengah antara dua nama yang disebut, contoh: محمد إبن عبدالله padahal
penulisan yang benar adalah, ”ابن” .13-
Penulisan yang seharusnya berTasydid
tapi diganti dengan dua huruf, contoh: فننا dan yang benar فنّا .
Senin, 15 Februari 2016
Tangan dan Mulut
Tangan dan Mulut
Sebaik-baiknya
orang adalah yang bisa menahan mulutnya (menjaga ucapannya) dan membuka
tangannya (suka membantu/memberi)
Seburuk-buruknya
orang adalah yang suka membuka mulutnya (tidak menjaga ucapannya) dan menahan
tangannya (tidak suka membantu/memberi)
Berapa
banyak orang yang membuka tangannya (suka memberi) mampu menutup mulut
orang-orang
Dan berapa
banyak orang yang menahan mulut (menjaga ucapannya) yang bisa membuka
tangan-tangan orang
Maka
tahanlah mulut-mulut kalian (jagalah ucapan) dan bukalah tanngan-tangan kalian
(gemarlah membantu/memberi)
Senin, 08 Februari 2016
cara paling mudah menguasai bahasa arab
-
Keahlian Percakapan
-
Keahlian Mendengarkan / Memahami
-
Keahlian Membaca
-
Keahlian Menulis
Untuk menguasi keahlian-keahlian tersebut hanya dibutuhkan
ketekunan menguasai bahasa arab bukanlah hal yang sulit, untuk dapat berbicara
dan faham bahasa arab kita hanya perlu terbiasa dengan bahasa tersebut yang
bisa kita dapatkan denga 2 cara:
-
Menghafal
Cara mudah dan
cepat menghafal agar dapat lekas menguasai bahasa arab dengan cara menghafal Ibarah
“susunan kata” bukan menghafal Mufradat “perkata”, karena hafalan
beberapa susunan kata lebih mudah difahami dan lebih mudah untuk diterapkan
dalam keseharian, kita mulai menghafal susunan kata yang kita butuhkan dalam
keseharian kita.
-
Praktek / Penerapan
Langkah yang
selanjutnya adalah kita harus memakai setiap susunan kata yang telah kita
ketahui atau telah kita hafal sebisa mungkin, guna memperkuat hafalan dan
pemahaman serta membiasakan menggunakan bahasa tersebut, hingga Lisan mudah
dan lancar berbicara menggunakan bahasa arab.
Ulasan sekilas untuk sekedar pemahaman dan mengetahui metode bahasa
arab dan mudahnya belajar, memahami bahasa internasional yang indah. Bahasa adalah sarana terpenting
dalam pendidikan, dan bahasa arab adalah sarana mebuka setiap ilmu dan
kesuksesan, bahasa arab adalah kunci memahami agama islam, “Tidak pantas (belum
dikatakan sebagai) seorang guru/ustadz apabila tidak memahami bahasa arab” Abuya
Assayyid Muhammad Al-Maliki. Bagaimana mungkin seorang bisa menguasai ilmu agama islam jika dia
tidak faham bahasa arab sedangkan Al-Qur’an sumber dari segala ilmu diturunkan
berbahasa arab.
Langganan:
Postingan (Atom)